Langsung ke konten utama

Gus Iqdam : Jangan Nilai Orang Dari Luarnya Saja

(Gus Iqdam ceramah di Majelis Taklim Sabilu Taubah dok. Dunia Santri)

Assalamu'alaikum, Readers!

Sobat readers, sudah tahu belum kalam-kalam ulama seperti kalam Gus Iqdam?

Gus Iqdam loh yang akhir-akhir ini sedang viral di berbagai plafrom media. Dalam salah satu kajian beliau berkata bahwa kita sebagai umat muslim tidak boleh menilai orang hanya dari luarnya saja, tapi nilai dari hatinya juga. 

Karena apa sobat readers? Karena dawuh Gus Iqdam “Penampilan seseorang itu bisa menipu, tapi hati tidak bisa berbohong”.

Baca Juga :Bulying dalam pandangan islam

Seburuk apapun orang itu jangan panggil dia dengan perkataan yang tidak baik, tapi panggillah dia dengan perkataan yang baik-baik. 

Siapa tahu yang keliatannya preman tapi dia rajin ibadah, sedangkan yang keliatannya orang yang taat malah kebalikannya. 

Gus Iqdam dawuh “ Jika ada lelaki nakal yang mau ngaji datang ke Majelis, dia bakal jadi lelaki yang punya cita-cita mencabut gunung dari akar-akarnya, bukan membobol keprawanan Wanita”.

Sobat readers, harus pahami bahwa jangan melihat seseorang dari covernya saja, namun lihatlah atau nilailah seseorang dari bagaimana ia berperilaku, akhlaknya, dan juga budi-pekertinya. Ingat tidak semua orang yang berpenampilan baik hatinya baik juga. Dan yang berpenampilan nakal belum tentu hatinya nakal juga. 

Baca Juga : Wisata Embun Kledug

Senakal-nakalnya seseorang pasti punya sisi baiknya.

Bagaimana sobat readers? Sudah tahukan sekarang. Nantikan juga konten-konten lainnya dari berbagai kalam ulama yang perlu kita teladani.

Go Better! tetaplah jadi gaul yang bertaqwa!


Editor : Fikrya Labiba

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Makam Wali Allah Habib Hasan, Tempat Untuk Ziarah di Semarang

Makam Wali Allah Habib Hasan bin Thoha bin Yahya Kota Semarang Bangunan makam Habib Hasan bin Thoha Kota Semarang (dok. Kholid Rahamatullah) JAWABAN.COM -  Pertama kali saya mengunjungi tempat untuk ziarah di Semarang. Nama makam tersebut “Makam Waliullah Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya” pada Minggu (26/11). Ketika mengunjungi tempat tersebut saya merasa kagum akan keindahan dan furniture yang berada di luar makam tersebut. Sebelum memasuki makam, alangkah lebih baiknya mengambil air wudhu terlebih dahulu karena ziarah dalam keadaan suci menjadi lebih baik. Sebelah makam terdapat tempat untuk ibadah yang tidak begitu luas namun cukup untuk mengadakan sholat Jumat disana. Baca Juga:  Makam Habib Hasan Wisata Reliji Semarang. Di makam Habib Hasan Bin Thoha saya membaca doa untuk almarhum bersama dengan rombongan yang tidak saya ketahui. Setelah membaca doa untuk almarhum saya berbincang cukup banyak kepada salah satu pengunjung rombongan, yakni Rohmah.  “Sebenernya rombonga...

Sejarah Makam Habib Toha Ada Di Tengah Perkotaan

Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya terletak di Jalan Depok, Kembangsari, Semarang. Makam tersebut terletak di tengah perkotaan. Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, Jln, Depok, Kembangsari Semarang (dok. JAWABAN.COM/Afifah) JAWABAN.COM - Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, seorang Habib atau keturunan Nabi Muhammad yang berdakwah di tanah Nusantara. Habib Toha melaukan dakwah di Nusantara berawal dari tragedi penyelamatan Sri Sultan Hamengkubuwono I dari Koloni Belanda. Setelah tragedi itu, Habib Toha meminang anak Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai istrinya. Kisah dakwahnya di Yogyakarta, Habib Toha berdakwah sambil berdagang tekstil. Tekstil yang dijualnya adalah kain-kain khas Yogyakarta. Perjalanan dagangnya dimulai dari pesisir selatan (Yogyakarta) sampai pesisir utara (Semarang). Pelabuhan Semarang menjadi titik dagang tekstil Habib Toha. Setelah beberapa tahun berdagang di Semarang, Habib Toha mendirikan Padepokan (Pesantren). Baca Juga : Pesantren Life Skill Daarun Na...