Langsung ke konten utama

Sambut Hari Santri Nasional: UIN Walisongo Semarang Gelar Expo Kemandirian Pesantren

UIN Walisongo Semarang adakan Expo Kemandirian Pesantren sebagai peringatan Hari Santri Nasional 2023.

Stand wirausaha pondok pesantren dalam acara Expo Kemandirian Pesantren di Planetarium UIN Walisongo Semarang (dok. jawaban.com/Dela)

JAWABAN.COM- Menyemarakkan Hari Santri Nasional (HSN), Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bekerjasama dengan Kantor Kementerian Jawa Tengah gelar Expo Kemandirian Pesantren. Acara ini dilakasanakan di Gedung Juber Al-Jaelani Planetariun UIN Walisongo Semarang dengan diikuti 38 pondok pesantren yang mencakup Kabupaten Demak, Wonosobo, Temanggung, Kendal, dan Kota Semarang, pada (19-21/10).

Expo Kemandiran Pesantren sebagai rangakaian acara peringatan HSN yang akan dilangsungkan selama tiga hari kedepan, secara resmi telah dibuka pada (19/10) oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Arif Budiman dan Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kantor Kementrian Agama Jawa Tengah, Muhtasit. 

Baca juga : Rilis Tema dan Logo Hari Santri Nasional 2023, Ternyata Ini Makna dan Filosofinya

Terselenggaranya Expo sebagai peringatan HSN dapat meningkatkan kemandirian wirausaha santri. Selain itu, acara tersebut dapat memberi manfaat seperti menyosialisasikan madrasah, pondok pesantren, serta produk hasil karya pondok pesantren yang turut menyemarakkan acara ini.

"Jelas banyak manfaatnya. Yang pertama mungkin dari segi sosialisasi bisa. Untuk menyosialisasikan madrasah, ada pondok. Terus karena produk kami air dan wilayah pondok kami merupakan sumber air bagus dari pegunungan, ya untuk memasarkan," Ujar Masruroh, peserta Expo Kemandirian Pesantren dari pondok Riyadlus Sholihin Al-Islamy, Semarang. 

Baca juga : Rasulullah Sebagai Suri Tauladan Dalam Kepemimpinan

Adanya kegiatan Expo ini, dapat menumbuhkan jiwa wirausaha santri sehingga mampu berkontribusi dalam membangun ekonomi bangsa. Acara ini menjadi sangat selaras dengan tema Hari Santri Nasional 2023 yaitu, Jihad Santri Jayakan Negeri. 

 Reporter & Penulis : Raudatunnisa dan Dela Anadra






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Sejarah Perkembangan Produk Pers di Indonesia

Produk Pers Indoneisa (dok.jawaban.com/Biba) Assalamu'alaikum, Readers! Sebuah dinding yang penuh tulisan rapi, dengan judul diatasnya “Produk Pers”. Dinding ini dijumpai di dalam Monumen Pers Nasional, Solo. Seorang mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, berdiri menghadap dinding tersebut yang seolah-olah bercerita kepadanya tentang peradaban pers dari masa kemasa. Berikut dinding bercerita padanya : Sejarah pers di Indonesia bermula dari adanya penjajahan. Pada tahun 1615 Masehi orang-orang Belanda yang menduduki Batavia, Kepulauan Ambon, dan Maluku memiliki bahan bacaan yang berjudul Memorie der Nouvelles. Sebuah catatan yang dikhususkan untuk bacaan mereka. Dimasa itulah pers di Indonesia mulai berkembang, yang dipelopori oleh para koloni Belanda di tanah Nusantara. Setelah catatan yang berjudul Memorie der Nouvelles muncul, lahirlah produk cetak pertama pemerintah Hindia-Belanda yang bernama Bongaaish Verdag  pada 15 Maret 1668. Baca juga : Rilis Tema dan Logo Hari Santri Nas...

PSGA dan KUPI Goes to Campus: Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa

Kita harus mengetahui dampak dari pernikahan dini yang disebabkan oleh pemaksaan pernikahan. Foto Bersama Dalam Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan di Kalangan Mahasiswa. (dok. Titik Rahmawati) JAWABAN.COM- Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam program "KUPI Goes to Campus" untuk mengadakan diskusi dengan tema "Seminar Perlindungan Perempuan dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa" pada Jumat (20/10).  Diskusi ini dilaksanakan di Ruang Teater lantai 4 Gedung Information Communication Technologies (ICT) dan Perpustakaan Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Pemateri dalam seminar diskusi ini adalah Drs. Sri Dewi Indarjati, MM dan Dr. Khoirotin Nisa, MH yang dimoderatori oleh Ella Izzatin Nada, M.Pd. Baca Juga:  Expo Kemandirian Pesantren Sebagai Ajang Sosialisasi Pesantren Diskusi dibuka dengan sambutan dari Titik Rahmawati, M.Ag selaku Kepala PSGA UIN Walisong...