Langsung ke konten utama

Taman Bendung Tirtonadi : Rekomendasi Tempat Untuk Menikmati Sunset

Taman Bendung Tirtonadi, salah satu tempat yang cocok untuk menikmati sunset.

Keindahan Bendung Tirtonadi,Kelurahan Nusukan. (Dok. Putri Afifah)

 Assalamu'aikum, Readers?

 مَنْ نَامَ بَعْدَ الْعَصْرِ فَاخْتُلِسَ عَقْلُهُ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ 

Barang siapa tidur setelah waktu Ashar, lalu hilang akalnya, maka jangan pernah salahkan kecuali pada dirinya sendiri” (HR Ad-Dailami).


Hadits diatas menjelaskan bahwa tidur setelah masuk waktu ashar, berisiko mengurangi daya aktif akal pelakunya.

Kali ini, ada rekomendasi untuk Sobat Readers yang mau memanfaakan waktu setelah ashar untuk menghindari tidur dan menikmati keindahan ciptaan Allah SWT.

Taman Bendung Tirtonadi atau Taman Papan Kawruh Tirta, kini hadir di Surakarta untuk menjadi tempat edukasi bagi warga sekitar. Berada di bibir sungai Kali Pepe, kelurahan Nusukan, kecamatan Banjarsari, kota Surakarta, yang jaraknya tak jauh dari terminal Tirtonadi. Lokasi tepatnya berada sejauh kurang lebih 300 meter di sebelah utara pintu keluar terminal Tirtonadi.

Baca Juga: Dimsum Pasar Gede Solo, Salah Satu Kuliner Halal Yang Wajib Dicoba!

Disana Sobat Readers bisa menikmati udara segar kota Surakarta baik dipagi ataupun sore hari. Dengan disediakannya bangku-bangku taman akan menambah rasa nyaman untuk berlama-lama dan menikmati proses matahri terbenam. Kalau berkunjung kesana, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?

Pemandangan Matahari Terbenam di Bendung Tirtonadi (Dok. Putri Afifah)


Eits, tidak hanya menikmati keindahan sunset dengan tangan kosong saja, Sobat Readers dapat sambil berkuliner ria. Disepanjang jalan banyak sekali pedagang yang berjualan. Mulai dari makanan ringan, camilan, beraneka ragam minuman, hingga makanan berat. Adapun tawaran makanannya seperti jasuke, pentol, bakso, siomay, sempol,es teh, dan beraneka minuman lainnya yang bisa mendampingi kita menikmati keindahan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Tempat duduk untuk menikmati keindahan di Bendung Tirtonadi (Dok. Putri Afifah)

Taman Bendung Tirtonadi juga menawarkan banyak spot foto selfie Instagramable. Pengunjung dapat  berfoto mengunakan background Kali Anyar dengan bendungan Tirtonadi dan Jembatan Kaca. Selain keindahan yang memukau, taman ini tergolong tempat wisata yang bersih dari sampah, karena tersedia tempat sampah yang memadai. Sobat Readers dapat melihat tidak ada sampah yang berserakan sama sekali di area wisata ini. Hal itu juga tak luput dari kesadaran penjaga dan pengunjung akan kebersihan lingkungan.

Baca juga : Festival Wayang Orang Semarang, Menyatukan yang Muda dan Tua

Di Taman Bendung Titonadi tersedia area parkir luas bagi pengunjung. Sobat Readers hanya perlu membayarkan parkir sebesar Rp2000- Rp3000 saja untuk menikmati keidahan Karya Tuhan tersebut.

Murah bukan, selamat menikmati matahari terbenam di Bendung Tirtonadi, Sobat Readers. Jangan sampai tidur setelah waktu ashar ya, Sobat Readers..!


Penulis     : Putri Afifah 

Editor       : Raudatunnisa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Makam Habib Thoha Semarang, Bangunan Megah Khas Timur Tengah

Bangunan makam Habib Thoha memiliki arsitektur khas Timur Tengah. Bangunan makam Habib Thoha dengan arsitektur khas Timur Tengah di Jalan Depok, Kembangsari, Kota Semarang pada Sabtu (25/11/2023). (Dok. Jawaban.com/Afifah) JAWABAN.COM-   Kota Semarang memiliki banyak tokoh pahlawan yang ikut serta dalam menyebarkan agama islam, salah satunya yaitu Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya atau akrab dengan sebutan Mbah Depok. Maka tidak heran jika makam Habib Thoha yang berada di Jalan Depok, Kembangsari, Kota Semarang ini setiap hari ramai dikunjungi peziarah dan menjadi salah satu destinasi wisata religi. Selain sebagai tokoh ulama, kemegahan bentuk bangunan ini juga menarik perhatian masyarakat. Dominasi warna putih menambah kesan apik pada bangunan. Tempat yang bersih dengan suasana sejuk dan tenang dapat menambah kekhusyukan bagi peziarah. Ketua Yayasan, Solikhin mengatakan bahwa makam tersebut awalnya merupakan makam biasa namun setelah dilakukan pembugaran bangunan pada tahun 201...

Makam Wali Allah Habib Hasan, Tempat Untuk Ziarah di Semarang

Makam Wali Allah Habib Hasan bin Thoha bin Yahya Kota Semarang Bangunan makam Habib Hasan bin Thoha Kota Semarang (dok. Kholid Rahamatullah) JAWABAN.COM -  Pertama kali saya mengunjungi tempat untuk ziarah di Semarang. Nama makam tersebut “Makam Waliullah Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya” pada Minggu (26/11). Ketika mengunjungi tempat tersebut saya merasa kagum akan keindahan dan furniture yang berada di luar makam tersebut. Sebelum memasuki makam, alangkah lebih baiknya mengambil air wudhu terlebih dahulu karena ziarah dalam keadaan suci menjadi lebih baik. Sebelah makam terdapat tempat untuk ibadah yang tidak begitu luas namun cukup untuk mengadakan sholat Jumat disana. Baca Juga:  Makam Habib Hasan Wisata Reliji Semarang. Di makam Habib Hasan Bin Thoha saya membaca doa untuk almarhum bersama dengan rombongan yang tidak saya ketahui. Setelah membaca doa untuk almarhum saya berbincang cukup banyak kepada salah satu pengunjung rombongan, yakni Rohmah.  “Sebenernya rombonga...