Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang.
Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) |
JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu.
Baca Juga: Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau
Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banyak masyarakat pendatang yang memutuskan untuk singgah dan sampai menetap di kawasan ini.
Kampung Melayu ini memiliki banyak bangunan tua bersejarah. Namun sekarang bangunan itu hanya mejadi sebuah sejarah karena sudah rata dengan tanah. Jalan Layur yang berada di Kampung Melayu awalnya merupakan Jalan Kolonel Harun Thahir, dimana gerbang masuk kawasan Kampung Melayu ini terdapat simbol kapal yang menjadi pembaruan Kampung Melayu.
Baca Juga: Diperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, Ternyata Begini Awal Mulanya
Patung Kapal menjadi ikon baru Kampung Melayu (Dok. Putri Afifah) |
"Patung kapal itu mulai dibangun sekitar pada awal tahun 2022 dan diresmikan oleh Walikota Semarang yaitu ibu Hevearita Gunaryanti Rahayu pada 15 Januari 2023, waktu itu kawasan ini sedang mengalami banjir," jelas Dwijo pada (04/11).
Menurut penjelasan dari warga, kawasan ini dulu banyak bangunan di sepanjang sungai samping Kampung Melayu, dimana bangunan tersebut adalah sebuah gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dagangan. Tidak hanya itu, dulu di kawasan ini terdapat penginapan bernama Hotel Laris yang digunakan untuk singgah para pedagang. Namun, sekarang bangunan itu sudah tidak ada.
Baca Juga: Kampung Batik: Jejak Warisan Budaya di Semarang
Pembaruan Kampung Melayu ini bertujuan untuk mengenang sejarah dan juga dijadikan destinasi wisata karena terdapat banyak tempat bersejarah, seperti sebuah masjid tua bernama Masjid Menara dan klenteng tua bernama Kam Hok Bio.
Klenteng tua Kam Hok Bio dikawasan Kampung Melayu. (Dok. Putri Afifah) |
Hal yang menarik dari kampung ini adalah masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan berbagai agama dan budaya. Jarak masjid dan klenteng yang tidak begitu jauh membuktikan bahwa tingginya rasa toleransi di kawasan tersebut.
Baca Juga: Kajian Ustadz Hannan Attaki Diikuti Oleh Kalangan Muda
Dengan adanya pembaruan di Kampung Melayu ini masyarakat bisa melihat berbagai budaya dan sejarah yang tersebar pada setiap sudut kawasan ini.
Penulis: Putri Afifah
Editor: Dela Anadra
Komentar
Posting Komentar