Langsung ke konten utama

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang.

Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah)

JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu.

Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya. 

Baca Juga: Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau

Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banyak masyarakat pendatang yang memutuskan untuk singgah dan sampai menetap di kawasan ini. 

Kampung Melayu ini memiliki banyak bangunan tua bersejarah. Namun sekarang bangunan itu hanya mejadi sebuah sejarah karena sudah rata dengan tanah. Jalan Layur yang berada di Kampung Melayu awalnya merupakan Jalan Kolonel Harun Thahir, dimana gerbang masuk kawasan Kampung Melayu ini terdapat simbol kapal yang menjadi pembaruan Kampung Melayu.

Baca Juga: Diperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, Ternyata Begini Awal Mulanya

Patung Kapal menjadi ikon baru Kampung Melayu (Dok. Putri Afifah)

"Patung kapal itu mulai dibangun sekitar pada awal tahun 2022 dan diresmikan oleh Walikota Semarang yaitu ibu Hevearita Gunaryanti Rahayu pada 15 Januari 2023, waktu itu kawasan ini sedang mengalami banjir," jelas Dwijo pada (04/11).

Menurut penjelasan dari warga, kawasan ini dulu banyak bangunan di sepanjang sungai samping Kampung Melayu, dimana bangunan tersebut adalah sebuah gudang yang digunakan untuk menyimpan barang dagangan. Tidak hanya itu, dulu di kawasan ini terdapat penginapan bernama Hotel Laris yang digunakan untuk singgah para pedagang. Namun, sekarang bangunan itu sudah tidak ada. 

Baca Juga: Kampung Batik: Jejak Warisan Budaya di Semarang

Pembaruan Kampung Melayu ini bertujuan untuk mengenang sejarah dan juga dijadikan destinasi wisata karena terdapat banyak tempat bersejarah, seperti sebuah masjid tua bernama Masjid Menara dan klenteng tua bernama Kam Hok Bio. 

Klenteng tua Kam Hok Bio dikawasan Kampung Melayu. (Dok. Putri Afifah)

Hal yang menarik dari kampung ini adalah masyarakat yang bisa hidup berdampingan dengan berbagai agama dan budaya. Jarak masjid dan klenteng yang tidak begitu jauh membuktikan bahwa tingginya rasa toleransi di kawasan tersebut. 

Baca Juga: Kajian Ustadz Hannan Attaki Diikuti Oleh Kalangan Muda

Dengan adanya pembaruan di Kampung Melayu ini masyarakat bisa melihat berbagai budaya dan sejarah yang tersebar pada setiap sudut kawasan ini.

"Semoga ketika kedepannya kawasan ini menjadi sebuah wisata budaya dan sejarah kita para warga juga bisa meningatkan pendapatan karena didukung adanya para wisatawan yang datang untuk berkunjung," tutur Dwijo.

Penulis: Putri Afifah

Editor: Dela Anadra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Pengembangan Usaha Santri

Produk Alnafa'sz Snack (Dok. Sahrun Purnama) Penerapan Etika Bisnis Islam dalam Pengembangan Usaha Santri Studi Kasus : Alnafa'sz Snack Usaha Milik Santri Pesantren Life Skill Daarun Najaah   Dalam mengembangkan sebuah usaha, baik usaha kuliner maupun usaha yang lainnya memerlukan peran etika bisnis islam agar usaha yang dibangun sesuai dengan peraturan agama Islam. Apalagi sebagai seorang santri, dalam membangunn atau pengembangan bisnis harus memperhatikan etika bisnis islam. Lalu apa yang dimaksud dengan etika bisnis Islam? Berikut penjelasan pengertian etika bisnis Islam. Etika bisnis Islam, juga dikenal sebagai etika bisnis Syariah, adalah seperangkat prinsip moral dan nilai-nilai yang bersumber dari Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi panduan bagi umat Islam dalam menjalankan kegiatan bisnis. Etika ini menekankan pada keseimbangan antara meraih keuntungan dan menjalankan tanggung jawab moral terhadap Allah SWT, sesama manusia, dan alam semesta. Baca Juga :

Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

  Wisata Embung Kledung, definisi berwisata sambil bersyukur.  Keindahan Gunung Sindoro di Embung Kledung (Dok. Putri Afifah) Assalamu'alaikum, Reader! Siapa nih Sobat Readers yang hobinya healing?   tentu harus dong healingnya bernilai ibadah. Sini deh mimin kasih tahu, rekomendasi tempat healing yang berpotensi buat kita bersyukur akan kebesaran Allah SWT. Sobat Readers, tentu ga asingkan sama ayat ini : فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" pasti sobat Readers sudah tidak asing lagi dengan ayat di surah Ar-Rahman tersebut. salah satu tugas kita sebagai manusia adalah mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Allah SWT terhadap umat manusia. salah satunya adalah kita masih bisa bernafas hingga detik ini dan bisa menikmati keindahan yang Allah beri. Tempat wisata alam bisa menjadikan kita lebih bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Kali ini ada salah satu rekomendasi wisata yang bisa masuk ke tujuan Sobat R

Makam Habib Thoha Semarang, Bangunan Megah Khas Timur Tengah

Bangunan makam Habib Thoha memiliki arsitektur khas Timur Tengah. Bangunan makam Habib Thoha dengan arsitektur khas Timur Tengah di Jalan Depok, Kembangsari, Kota Semarang pada Sabtu (25/11/2023). (Dok. Jawaban.com/Afifah) JAWABAN.COM-   Kota Semarang memiliki banyak tokoh pahlawan yang ikut serta dalam menyebarkan agama islam, salah satunya yaitu Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya atau akrab dengan sebutan Mbah Depok. Maka tidak heran jika makam Habib Thoha yang berada di Jalan Depok, Kembangsari, Kota Semarang ini setiap hari ramai dikunjungi peziarah dan menjadi salah satu destinasi wisata religi. Selain sebagai tokoh ulama, kemegahan bentuk bangunan ini juga menarik perhatian masyarakat. Dominasi warna putih menambah kesan apik pada bangunan. Tempat yang bersih dengan suasana sejuk dan tenang dapat menambah kekhusyukan bagi peziarah. Ketua Yayasan, Solikhin mengatakan bahwa makam tersebut awalnya merupakan makam biasa namun setelah dilakukan pembugaran bangunan pada tahun 2018, k