Langsung ke konten utama

Bullying Dalam Pandangan Islam

 Bullying dalam pandangan hukum islam.

Ilustrasi- Bullying dalam pandangan Islam (paxels.com/RDNE Stock project)

JAWABAN.COM- Bullying merupakan kejahatan kecil namun bisa berdampak besar jika korban merasa tidak terima dan pelaku melakukan terus menerus. 

Bullying adalah sebuah tindakan dimana seseorang menindas atau menghina yang lemah dan melakukan kekerasan tanpa belas kasih. 

Bullying dalam agama Islam sudah jelas dilarang dan tidak bisa diubah. Islam mengjarkan tentang keadilan, kedamaian, toleransi, bahkan tidak ada unsur kekerasan dalam agama Islam. 

Baca Juga: Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

Bullying juga hal yang tidak boleh dilakukan oleh agama tetapi  negara Indonesia bahkan luar negeri juga melarang bulying karena dampak dari korban tersebut memiliki  rasa trauma yang berat. 

Islam memiliki prinsip yang relevan dalam konteks bullying yaitu:

1. Keadilan (Adl): Islam mengajarkan pentingnya berlaku adil terhadap semua orang, tanpa memandang agama, ras, atau status sosial. Bullying adalah bentuk ketidakadilan yang dapat membahayakan kesejahteraan dan martabat individu yang menjadi korban.

Baca Juga: Ilmu Fiqih, Pentingnya Untuk Kita Pelajari!

2. Saling Menghormati (Ihsan): Islam mendorong umatnya untuk bersikap baik dan menghormati sesama. Menghormati orang lain berarti tidak merendahkan mereka atau melakukan tindakan yang menyakiti perasaan mereka.

3. Keamanan dan Perlindungan (Amanah): Islam menghargai keamanan dan perlindungan individu. Tindakan bullying dapat merusak rasa aman dan merugikan kesejahteraan fisik dan emosional korban.

4. Menjauhi Perilaku Jahat (Munkar): Islam mengajarkan agar umatnya menjauhi segala bentuk perilaku jahat dan dosa. Bullying termasuk dalam kategori perilaku yang dilarang.

Baca Juga: Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

5. Pemaafan (Af): Islam mendorong pemaafan dan rekonsiliasi. Jika seseorang melakukan tindakan buruk, Islam mengajarkan untuk mencari solusi damai dan memaafkan jika memungkinkan.

6. Pendidikan (Ta'lim): Islam memberikan penekanan besar pada pendidikan, dan pendidikan yang baik mencakup pendidikan moral dan etika. Orang tua dan masyarakat Islam diharapkan untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya berperilaku baik dan menghindari tindakan bullying.

7. Kewajiban Melindungi yang Lebih Lemah (Ithar): Dalam Islam, ada tanggung jawab untuk melindungi individu yang lebih lemah atau rentan, termasuk anak-anak, dari tindakan yang merugikan. Ini juga mencakup melindungi mereka dari bullying.

Baca Juga: Ilmu Fiqih, Pentingnya Untuk Kita Pelajari!

Dalam banyak masyarakat Muslim, tindakan bullying dilihat sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai dan ajaran Islam. Oleh karena itu, tindakan bullying biasanya dianggap sebagai perilaku yang tidak boleh diterima dan dapat mendapatkan sanksi atau perbaikan yang sesuai sesuai dengan hukum syariah atau hukum negara yang berlaku. 

Penting bagi individu dan masyarakat Muslim untuk memahami nilai-nilai ini dan bekerja sama untuk mencegah dan mengatasi bullying dalam semua bentuknya. Dalam ajaran agama islam juga mengatakan semua ada timbal baliknya maka apa yang kita tanam itulah yang kita ambil.


Editor: Fikriya Labiba


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Sejarah Perkembangan Produk Pers di Indonesia

Produk Pers Indoneisa (dok.jawaban.com/Biba) Assalamu'alaikum, Readers! Sebuah dinding yang penuh tulisan rapi, dengan judul diatasnya “Produk Pers”. Dinding ini dijumpai di dalam Monumen Pers Nasional, Solo. Seorang mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, berdiri menghadap dinding tersebut yang seolah-olah bercerita kepadanya tentang peradaban pers dari masa kemasa. Berikut dinding bercerita padanya : Sejarah pers di Indonesia bermula dari adanya penjajahan. Pada tahun 1615 Masehi orang-orang Belanda yang menduduki Batavia, Kepulauan Ambon, dan Maluku memiliki bahan bacaan yang berjudul Memorie der Nouvelles. Sebuah catatan yang dikhususkan untuk bacaan mereka. Dimasa itulah pers di Indonesia mulai berkembang, yang dipelopori oleh para koloni Belanda di tanah Nusantara. Setelah catatan yang berjudul Memorie der Nouvelles muncul, lahirlah produk cetak pertama pemerintah Hindia-Belanda yang bernama Bongaaish Verdag  pada 15 Maret 1668. Baca juga : Rilis Tema dan Logo Hari Santri Nas...

PSGA dan KUPI Goes to Campus: Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa

Kita harus mengetahui dampak dari pernikahan dini yang disebabkan oleh pemaksaan pernikahan. Foto Bersama Dalam Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan di Kalangan Mahasiswa. (dok. Titik Rahmawati) JAWABAN.COM- Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam program "KUPI Goes to Campus" untuk mengadakan diskusi dengan tema "Seminar Perlindungan Perempuan dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa" pada Jumat (20/10).  Diskusi ini dilaksanakan di Ruang Teater lantai 4 Gedung Information Communication Technologies (ICT) dan Perpustakaan Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Pemateri dalam seminar diskusi ini adalah Drs. Sri Dewi Indarjati, MM dan Dr. Khoirotin Nisa, MH yang dimoderatori oleh Ella Izzatin Nada, M.Pd. Baca Juga:  Expo Kemandirian Pesantren Sebagai Ajang Sosialisasi Pesantren Diskusi dibuka dengan sambutan dari Titik Rahmawati, M.Ag selaku Kepala PSGA UIN Walisong...