Produk Pers Indoneisa (dok.jawaban.com/Biba)
Assalamu'alaikum, Readers!
Sebuah dinding yang penuh tulisan rapi, dengan judul diatasnya “Produk Pers”. Dinding ini dijumpai di dalam Monumen Pers Nasional, Solo. Seorang mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, berdiri menghadap dinding tersebut yang seolah-olah bercerita kepadanya tentang peradaban pers dari masa kemasa. Berikut dinding bercerita padanya :
Sejarah pers di Indonesia bermula dari adanya penjajahan. Pada tahun 1615 Masehi orang-orang Belanda yang menduduki Batavia, Kepulauan Ambon, dan Maluku memiliki bahan bacaan yang berjudul Memorie der Nouvelles. Sebuah catatan yang dikhususkan untuk bacaan mereka.
Dimasa itulah pers di Indonesia mulai berkembang, yang dipelopori oleh para koloni Belanda di tanah Nusantara. Setelah catatan yang berjudul Memorie der Nouvelles muncul, lahirlah produk cetak pertama pemerintah Hindia-Belanda yang bernama Bongaaish Verdag pada 15 Maret 1668.
Pers dimasa penjajahan digunakan sebagai cara penyebaran informasi melalui surat kabar oleh para Koloni. Pada era VOC 8 Agustus 1744, VOC menerbitkan surat kabar pertamanya dengan nama "Bataviasche Nouvelles". Isi dari surat kabar tersebut adalah berita-berita mengenai perdagangan dan kebijakan-kebijakan kolonial.
Selain berita mengenai perdagangan dan kebijakan kolonial, disisipi juga iklan-iklan dan berita dari Eropa. Pada tahun 1776 Masehi VOC menerbitkan koran iklan mingguan yang bernama Vendu Nieuws. Koran iklan mingguan pertama yang berisi kegiatan-kegiatan lelang pada masa itu.
Pada era Belanda surat kabar mingguan mulai berkembang. Bataviasche Koloniale Courant adalah nama surat kabar mingguan yang lahir pada 15 Januari 1810. Surat kabar mingguan ini memuat informasi tentang peraturan penempatan tenaga untuk tata buku, juru cetak kepala pesuruh dan yang lainnya. Bataviasche Koloniale Courant ini bertahan selama satu tahun, yaitu sampai tqhun 1811 M.
Pupusnya surat kabar mingguan pada tahun 1811 M adalah tanda bahwa pemerintah Hidia-Belanda diambil alih oleh Pemerintahan Inggris. Inggris kala itu di pimpin oleh Letnan Gubernur Rafless. Kala pemerintahan Inggris menerbitakan surat kabar yang bernama Java Government Gazzete yang terbit pada 29 Februari 1812.
Bisa dikatakan Java Government Gazzete adalah surat kabar pertama yang memuat cerita humor didalamnya. Java Government Gazzete bertahan hingga tahun 1816 M, tahun ini adalah kembalinya pemerintah Hindia-Belanda memimpin.
Pemerintah Hindia-Belanda kembali menerbitkan korannya kembali dengan nama Bataviasche Courant setelah kembali berkuasa pada 20 Agustus 1816. Isi dari koran ini lebih lengkap dari koran-koran dimasa-masa sebelumnya. Koran ini berisi tentang berita resmi, iklan, lelang, dan kutipan-kutipan berita dari koran Eropa. Nama Bataviasche Courant berubah pada 1828 dengan nama Javasche Courant.
Setelah perkembangan surat kabar di Indonesia ini berkembang pesat. Pri bumi mulai menggunakan koran sebagai alat untuk menyebarkan gagasan-gagasan pergerakan nasional dan memprovokasi masyarakat agar melawan penjajah. Pada tahun 1907 dikenal sebagai era pergerakan, muncullah surat kabar-surat kabar yang di ciptakan oleh anak bangsa.
R.M Tirto Adhi Soerjo adalah kamun terdidik bumiputera yang berhasil mendirikan penerbitan dan melahirkan surat kabar nasional pertama. Surat kabar tersebut bernama Medan Prijai yang lahir pada 1907.
Kemudian disusul oleh penggerak-penggerak lainnya ikut melahirkan surat kabar, seperti Pandji Poestaka yang terbit pada tahun 1923, Surat kabar Sarekat 1913, surat kabar harian Oetoesan Hindia 1921, dan Surat kabar Hindia Poetra 1912. Surat kabar tersebut ramai-ramai menyampaikan ide-ide pergerakan nasionalisme.
Gempar-gemparnya ide pergerakan, Belanda mundur dan datanglah Jepang ke tanah nusantara pada 1942. Pada era Jepang surat kabar yang terbit dipengaruhi dan dikontrol oleh pihak Jepang. Kantor berita Antara diambil alih dan diganti menjadi kantor berita Yashima.
Baca juga : :Gus Iqdam : Jangan Nilai Orang Dari Luarnya Saja
Isi surat kabar digunakan sebagai alat propaganda Jepang untuk mencapai kemenangan di Indonesia. Salah satu surat kabar yang pro terhadap Jepang adalah Asia Raya, surat kabar ini berisi mempromosikan ideologi Asia Raya yang didukung oleh Jepang pada masa itu.
Masih ada surat kabar yang menggunakan bahasa Indonesia saat itu adalah bernama Tjahaja, yang terbit di Bandung namun memuat berita mengenai segala kondisi yang teradi di Jepang. Setelah Jepang menyerah pada Indonesia pada 1945, dan Indonesia resmi memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
Pers adalah salah satu peran penting dalam memperjuangkan kemerdekaan. Salah satu surat kabar yang muncul pertama setelah kabar kemerdekaan muncul Suara Merdeka terbit sebagai media yang menyampaikan kemerdekaan dan menyuarakan aspirasi masyarakat pada masa itu.
Setelah perang kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan Indonesia pada 1949, kebebasan pers semakin meningkat. Banyak surat kabar dan majalah yang muncul, mewakili berbagai pandangan politik dan sosial. Hal ini menciptakan keragaman media yang penting dalam proses pembentukan negara baru.
Baca juga : Ilmu Fiqih, Pentingnya Untuk Kita Pelajari!
Sebelum jatuhnya kekuasaan Ir Soekarno pada 1945-1966, pers di Indonesia mengalami berbagai perkembangan dan perubahan yang begitu pesat. Munculnya produk-produk pers baru selama era orde lama. Diantara lain produk pers masa itu adalah surat kabar, majalah, tabloid, dan radio.
Surat kabar masa orde baru adalah Merdeka 1945, Kompas 1965, Berita Indonesia, Harian Rakyat dan Suara Karya, lalu muncul juga surat kabar dari daerah-daerah seperti, Pedoman Harian yang di ganti menjadi Soeara Merdeka terbit di Bandung, Kedaulatan Rakyat terbit di Bukittinggi, Demokrasi dan Oetoesan Soematra yang terbit di Padang.
Datangnya Soeharto sebagai presiden pengganti Soekarno pada tahun 196-1998 yang dikenal dengan era orde baru. Pada era ini pers terus menerus dihantui oleh bayang-bayang kekuasaan pemerintah , yang mengekang kebebasan dalam berpendapat.
Berita-berita yang tidak pro terhadap pemerintah langsung dieksekusi dan diberikan hukuman. Beberapa pers yang mendapatkan hukuman diantaranya, surat kabar Sinar Harapan, surat kabar Detik, Majalah Tempo, Majaah Editor, dan tabloid Monitor.
Jatuhnya Soeharto dan hadirnya presiden pengawal reformasi yaitu BJ Habibie pada 1998 yang dikenal dengan era reformasi. Pada era ini pers tidak langsung berubah menjadi lebih baik daei orde baru. Ini disebabkan dengan keluarnya peraturan yang tertera pada UU No 40 Tahun 1999 mengenai pers. UU tersebut berbunyi “Pers nasional berkewajiban memberikan peristiwa dan opini dengan menghormati norma-norma agama dan rasa kesusilaan masyarakat serta asas praduga tak bersalah.”
Baca juga : Bullying Dalam Pandangan Islam
Lahan perlahan pers di Indonesia bernapas lega, yang tidak terkengkang oleh pemerintahan zaman orde baru. Era reformasi hingga kini pers bisa dengan lantang memberitakan segala sesuatu yang penting bagi masyarakat.
Perkembangan produk pers yang awalnya hanya berupa surat kabar kini berbagai bentuk produk pers telah mengikuti perkembangan zaman. Dari yang berbentuk cetak, elekrtonik dan sampai yang berbentuk online.
Mahasiswa yang sendari tadi sedang menghadap kedinding yang seolah-olah mendengarkan diding bercerita. Tiba-tiba datang temannya menepuk pundaknya memberitahu bahwa harus melanjutkan perjalanan di monumen pers tersebut.
Editor : Raudatunnisa dan Dela Anadra
Komentar
Posting Komentar