Langsung ke konten utama

Berkah Makam Habib Hasan, UMKM Desa Lamper Kidul Naik

UMKM berjejer di area makam wali Allah Habib Hasan bin Thoha bin Yahya Kota Semarang

UMKM di sekitar makam Habib Thoha bib Yahya Kota Semarang (dok. Raudatunnisa)

JAWABAN.COM- Makam Habib Hasan bin Thoha bin Yahya hampir tidak pernah sepi peziarah. Dipercayai sebagai makam wali Allah, makam yang terletak di Jalan Duku, Kelurahan Lamper Kidul, Kota Semarang menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat sekitar makam. Berbagai macam Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terjejer di jalan sebagai pilihan jamuan peziarah saat hendak beristirahat.

Makam Habib Hasan yang dikelola oleh pemerintah Kota Semarang, sebelumnya tidak terawat dan sepi peziarah. Namun saat COVID-19 mewabah, makam ini dibangun sedemikian rupa sehingga menarik para peziarah berdatangan. Ketertarikan peziarah ini yang menjadi berkah bagi para penduduk area makam untuk membangun UMKM ditengah krisis ekonomi wabah COVID-19 melanda. 

Baca Juga: Sejarah Makam Habib Toha Ada Di Tengah Perkotaan


“Awalnya sebelum COVID-19 belum dibangun sebagus ini dan jarang peziarah datang. Seteleh COVID-19 dibangun dan dikelola oleh pemerintah Kota Semrang, akhirnya jadi bagus. Banyak peziarah datang dan warga dapat mendirikan usaha,” tutur Pipit, salah satu pedagang di area makam Habib Hasan pada Sabtu (25/10).


Para pedagang di area makam sangat merasakan keberkahan setiap harinya. Apalagi hari Jumat atau ketika hari menjelang malam, para peziarah dari berbagai daerah mulai ramai berdatangan. Para peziarah acap kali mampir ke kedai-kedai warga untuk menikmati kudapan yang mereka jual. 


Baca Juga: Makam Habib Hasan, Tempat Wisata Religi yang Menenangkan di Semarang


“Kalau siang tidak terlalu ramai. Paling kalau menjelang malam dan hari Jumat peziarah ramai dan sering mampir,” imbuh Pipit. 


Adapun UMKM yang berdiri di sekitar makam Habib Hasan bin Thoha adalah kedai mie rebus, kedai gorengan, kedai nasi riweh, dan kedai-kedai minuman seperti, kopi, teh, susu, minuman jahe, dan lain sebagainya. Selain kedai ada juga yang berjualan lewat gerobak motor seperti siomay.


Baca Juga: Pesantren Life Skill Daarun Najaah Adakan Ujian Kelulusan Santri Program Ma'had


Tidak hanya berkah dari hasil penjualan, warga sekitar makam juga berinisiatif  memanfaatkan lingkungan yang luas sebagai area parkir. Hal ini memicu pendapatan penduduk sekitar makam Habib Hasan bin Thoha meningkat. Adanya makam wali Allah tersebut memang menjadi keberkahan tersendiri bagi meningkatnya UMKM masyarakat disekitarnya.


“Warga juga memanfaatkan lingkungan yang luas untuk membuka jasa parkir, memang berkah,” lengkap Pipit. 


Penulis : Raudatunnisa

Editor: Fikriya Labiba

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

PSGA dan KUPI Goes to Campus: Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa

Kita harus mengetahui dampak dari pernikahan dini yang disebabkan oleh pemaksaan pernikahan. Foto Bersama Dalam Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan di Kalangan Mahasiswa. (dok. Titik Rahmawati) JAWABAN.COM- Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam program "KUPI Goes to Campus" untuk mengadakan diskusi dengan tema "Seminar Perlindungan Perempuan dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa" pada Jumat (20/10).  Diskusi ini dilaksanakan di Ruang Teater lantai 4 Gedung Information Communication Technologies (ICT) dan Perpustakaan Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Pemateri dalam seminar diskusi ini adalah Drs. Sri Dewi Indarjati, MM dan Dr. Khoirotin Nisa, MH yang dimoderatori oleh Ella Izzatin Nada, M.Pd. Baca Juga:  Expo Kemandirian Pesantren Sebagai Ajang Sosialisasi Pesantren Diskusi dibuka dengan sambutan dari Titik Rahmawati, M.Ag selaku Kepala PSGA UIN Walisong...

Sejarah Makam Habib Toha Ada Di Tengah Perkotaan

Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya terletak di Jalan Depok, Kembangsari, Semarang. Makam tersebut terletak di tengah perkotaan. Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, Jln, Depok, Kembangsari Semarang (dok. JAWABAN.COM/Afifah) JAWABAN.COM - Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, seorang Habib atau keturunan Nabi Muhammad yang berdakwah di tanah Nusantara. Habib Toha melaukan dakwah di Nusantara berawal dari tragedi penyelamatan Sri Sultan Hamengkubuwono I dari Koloni Belanda. Setelah tragedi itu, Habib Toha meminang anak Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai istrinya. Kisah dakwahnya di Yogyakarta, Habib Toha berdakwah sambil berdagang tekstil. Tekstil yang dijualnya adalah kain-kain khas Yogyakarta. Perjalanan dagangnya dimulai dari pesisir selatan (Yogyakarta) sampai pesisir utara (Semarang). Pelabuhan Semarang menjadi titik dagang tekstil Habib Toha. Setelah beberapa tahun berdagang di Semarang, Habib Toha mendirikan Padepokan (Pesantren). Baca Juga : Pesantren Life Skill Daarun Na...