Langsung ke konten utama

Makam Habib Hasan, Tempat Wisata Religi yang Menenangkan di Semarang

Makam Habib Hasan yang terletak di Jalan Duku, Kelurahan Lamper Kidul, Semarang Selatan ini memberikan ketenangan bagi peziarah. (Dok. Jawaban.com/Fikriya Labiba)

JAWABAN.COM- Kota Semarang memiliki peninggalan sejarah sangat banyak, termasuk jejak sejarah dari para ulama dan wali. Salah satu ulama yang ada di Kota Semarang yakni Habib Hasan bin Thoha bin Yahya. 

Sebetulnya saya baru pertama kali mengunjungi makam Beliau yang terletak di Jalan Duku, Kelurahan Lamper Kidul, Semarang Selatan. Makam Habib Hasan terletak di sebelah Masjid Al-ahidayan dan berada di tengah permukiman warga. Kondisi di sekitar permukiman warga tersebut terasa sangat sepi, namun di sekitar makam terasa ramai karena adanya pengunjung yang melakukan ziarah. 

Baca Juga: Sudah Ada Sejak 1990, Syaiful Melanjutkan Usaha Peci Sang Ayah di Kawasan Masjid Kauman

Ketika pertama kali berkunjung, saya merasa Makam Habib Hasan sangatlah asri dan sejuk dengan nuansa putih dan hijau. Struktur bangunan juga terlihat bagus dengan dinding-dinding makam yang berlubang. Lantai yang terbuat dari marmer ini menambah kesejukan saat kaki kita menginjak tempat tersebut. Tempat yang asri dan sepi memberikan kesan yang tenang bagi para peziarah untuk melantunkan doa-doa di Makam Habib Hasan.

Pengelolaan Makam Habib Hasan dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang. Namun keterangan tersebut saya dapatkan dari warga sekitar. Sebab, Pak Solikhin yang merupakan tokoh masyarakat sekaligus pengelola makam tidak bisa saya temui karena sedang mempersiapkan Haul Habib Hasan yang akan dilaksanakan pada 3 Desember 2023 nanti. 

Baca Juga: Buka Sejak 1994, Gado-Gado Bu Tri Menjadi Rekomendasi Kuliner Di Kauman Semarang

"Untuk pengelolaannya itu juga ada dari Pemerintah Kota. Sebelumnya makam ini itu sudah diperbarui oleh Pemerintah Kota," ucap Pak No ketika diwawancara pada Sabtu (25/11). 

Jika memang saya bisa bertemu Pak Solikhin, saya ingin mengetahui bagaimana sejarah atau profil dari Habib Hasan. Namun karena kendala Pak Solikhin yang tidak bisa saya temui, akhirnya saya hanya berbincang dengan warga sekitar dan pengunjung Makam Habib Hasan. 

Baca Juga: Saksi Bisu Kemerdekaan Indonesia di Masjid Agung Semarang

Habib Hasan merupakan paman dari Pangeran Diponegoro. Pada area depan pintu masuk Makam Habib Hasan, terdapat lukisan Pangeran Diponegoro serta lukisan para wali dan ulama yang lain. 

Ketika saya melakukan ziarah, saya bertemu dengan seorang mahasiswi dari Universitas Sultan Agung, bernama Nia. Ia sering berziarah di Makam Habib Hasan, karena menurutnya ketika berziarah dapat merasakan suatu ketenangan hati. 

Baca Juga: Infaq Masjid Tidak Harus Menggunakan Uang Cash

"Aku tahun ini udah ziarah selama dua kali, kalo tahun sebelumnya aku juga malah sering ke sini," ungkap Nia. 

"Aku merasa waktu ziarah disini ngerasa tenang aja di hati, iya kan mbak makanya aku kadang ketika ada masalah sering melakukan ziarah," imbuhnya. 

Baca Juga: Upaya Kerukunan di Tengah Keberagamaan Kampung Kauman

Kesan ketenangan memang saya rasakan juga ketika mengunjungi Makam Habib Hasan. Saat malam hari lampu hias khas Yogyakarta yang berwarna kuning di sekitar area makam menambah kesan sejuk.

Makam Habib Hasan selalu ramai dikunjungi setiap hari oleh peziarah, namun yang paling ramai adalah hari kamis malam jumat. 

Baca Juga: Es Dawet Durian Legend, Menjadi Salah Satu Rekomendari Kuliner Halal Pasar Johar

"Setiap hari itu ramai yang ziarah, cuma kalo malam jumat ramai itu lebih ramai lagi mba," kata Pak No. 

Ketika berada di area makam, saya melihat para peziarah tidak lupa mengabadikan momen dengan berfoto di depan area Makam Habib Hasan setelah melakukan ziarah. Saya pun ikut mengabadikan momen dengan berfoto di depan area Makam Habib Hasan.

Baca Juga: Wisuda UIN Walisongo Menjadi Persembahan Gelar Untuk Orang Tua

Makam Habib Hasan menjadi tempat wisata religi dan wisata spiritual bagi peziarah yang sedang mencari ketenangan dan penghayatan sejarah. Keasrian serta kedamaian yang tercipta menjadikan makam tersebut sebagai destinasi penting bagi peziarah dan pencinta sejarah di Kota Semarang

Penulis: Fikriya Labiba

Editor: Dela Anadra 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

PSGA dan KUPI Goes to Campus: Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa

Kita harus mengetahui dampak dari pernikahan dini yang disebabkan oleh pemaksaan pernikahan. Foto Bersama Dalam Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan di Kalangan Mahasiswa. (dok. Titik Rahmawati) JAWABAN.COM- Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam program "KUPI Goes to Campus" untuk mengadakan diskusi dengan tema "Seminar Perlindungan Perempuan dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa" pada Jumat (20/10).  Diskusi ini dilaksanakan di Ruang Teater lantai 4 Gedung Information Communication Technologies (ICT) dan Perpustakaan Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Pemateri dalam seminar diskusi ini adalah Drs. Sri Dewi Indarjati, MM dan Dr. Khoirotin Nisa, MH yang dimoderatori oleh Ella Izzatin Nada, M.Pd. Baca Juga:  Expo Kemandirian Pesantren Sebagai Ajang Sosialisasi Pesantren Diskusi dibuka dengan sambutan dari Titik Rahmawati, M.Ag selaku Kepala PSGA UIN Walisong...

Sejarah Makam Habib Toha Ada Di Tengah Perkotaan

Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya terletak di Jalan Depok, Kembangsari, Semarang. Makam tersebut terletak di tengah perkotaan. Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, Jln, Depok, Kembangsari Semarang (dok. JAWABAN.COM/Afifah) JAWABAN.COM - Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, seorang Habib atau keturunan Nabi Muhammad yang berdakwah di tanah Nusantara. Habib Toha melaukan dakwah di Nusantara berawal dari tragedi penyelamatan Sri Sultan Hamengkubuwono I dari Koloni Belanda. Setelah tragedi itu, Habib Toha meminang anak Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai istrinya. Kisah dakwahnya di Yogyakarta, Habib Toha berdakwah sambil berdagang tekstil. Tekstil yang dijualnya adalah kain-kain khas Yogyakarta. Perjalanan dagangnya dimulai dari pesisir selatan (Yogyakarta) sampai pesisir utara (Semarang). Pelabuhan Semarang menjadi titik dagang tekstil Habib Toha. Setelah beberapa tahun berdagang di Semarang, Habib Toha mendirikan Padepokan (Pesantren). Baca Juga : Pesantren Life Skill Daarun Na...