Langsung ke konten utama

Sejarah Masjid Menara Layur Sebagai Media Dakwah

Masjid Layur menjadi ikon penyebaran dakwah di Kampung Melayu
Masjid Menara Layur Kampung Melayu Kota Semarang 04/11/2023 (Dok.JAWABAN.COM/ Afifah)

JAWABAN.COM-Masjid Layur berada di Kampung Melayu Kota Semarang menjadi salah satu Masjid tertua di Semarang. Masjid tersebut dibangun pada tahun 1802. Masjid Layur memiliki ciri khas bangunan Jawa, yakni terdapat atap tanjung dengan 3 tingkat. Masjid Layur atau sering dikenal Masjid Menara menjadi ikon Kampung Melayu.

Dalam sejarah yang telah berkembang, Masjid Layur merupakan pusat penyebaran agama Islam di Semarang pada tahun 1800-an. Mayoritas pedagang yang datang berasal dari negeri Yaman, Pakistan, dan India. Mereka menyebarkan agama yang mereka bawa, yakni agama Islam. 

Baca Juga: Berbicara Sesuai Kemampuan dan Spesialis Diri

Pada awal pembangunan Masjid Layur, masyarakat Kampung Melayu beragama non-Islam dan mereka tidak mengerti apa itu Islam dan seperti apa ajaran Islam itu.

Kesempatan para pedagang untuk mengenalkan agama Islam memiliki peluang yang sangat besar. Perlahan-lahan setelah berdirinya Masjid Layur, masyarakat mulai ikut menggunakan masjid dan mengikuti kegiatan-kegiatan agama Islam. 

Baca Juga: Rasulullah Sebagai Suri Tauladan Dalam Kepemimpinan

Kegiatan yang sampai sekarang masih berjalan di Masjid Layur adalah tradisi berbuka puasa bersama dengan menu makanan khas Kampung Melayu,  yaitu nasi kebuli dan kopi rempah. 

Meminum kopi rempah menjadi sebuah tradisi di Kampung Melayu yang hingga kini masih berjalan saat bulan Ramadhan. Kopi yang disajikan adalah kopi Arab. Tradisi ngopi adalah cara pedagang islam pada zaman dahulu untuk berdakwah. Ketika ada kopi maka ada diskusi.

Baca juga: Kampung Batik: Jejak Warisan Budaya di Semarang

Kegiatan buka bersama menjadikan masyarakat yang awalnya non-muslim mengikuti kegiatan itu dan kemudian masyarakat menerima ajaran Islam. Seiring berjalannya waktu, mayoritas masyarakat Kampung Melayu adalah beragama Islam. Kejayaan para pedagang dalam menyebarkan agama Islam dengan menjadikan masjid yang dibangunnya sebagai pusat kegiatan masyarakat.

Cara berdakwah para pedagang tidak hanya melalui jalur pendirian tempat ibadah dan jalur perdagangan saja. Namun juga melalui sosial budaya yang merangkul masyarakat agar hidup berdampingan. Mereka berdagang serta menceritakan sedikit demi sedikit ajaran Islam.

Baca Juga: Surah Al-Jumu’ah Ayat 9: Segerakan Memenuhi Panggilan Sholat Jumat

Hingga saat ini persebaran agama Islam dapat dengan mudah diterima masyarakat karena menggunakan tradisi lisan dari satu orang ke orang lain dan seterusnya. 

Dakwah melalui jalur perdagangan adalah hal yang umum di Indonesia, sebab sebagian besar sejarah masuknya Islam yakni melalui perdagangan. Namun melalui sosial budaya lah cara dakwah yang dahulu sukar ditemui. Sehingga perlu menciptakan budaya atau tradisi baru yang mudah diterima oleh masyarakat sekitar.


Penulis: Heru Sofyan

Reporter: Heru Sofyan dan Afifah

Editor: Fikriya Labiba

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Makam Habib Thoha Semarang, Bangunan Megah Khas Timur Tengah

Bangunan makam Habib Thoha memiliki arsitektur khas Timur Tengah. Bangunan makam Habib Thoha dengan arsitektur khas Timur Tengah di Jalan Depok, Kembangsari, Kota Semarang pada Sabtu (25/11/2023). (Dok. Jawaban.com/Afifah) JAWABAN.COM-   Kota Semarang memiliki banyak tokoh pahlawan yang ikut serta dalam menyebarkan agama islam, salah satunya yaitu Habib Thoha bin Muhammad bin Yahya atau akrab dengan sebutan Mbah Depok. Maka tidak heran jika makam Habib Thoha yang berada di Jalan Depok, Kembangsari, Kota Semarang ini setiap hari ramai dikunjungi peziarah dan menjadi salah satu destinasi wisata religi. Selain sebagai tokoh ulama, kemegahan bentuk bangunan ini juga menarik perhatian masyarakat. Dominasi warna putih menambah kesan apik pada bangunan. Tempat yang bersih dengan suasana sejuk dan tenang dapat menambah kekhusyukan bagi peziarah. Ketua Yayasan, Solikhin mengatakan bahwa makam tersebut awalnya merupakan makam biasa namun setelah dilakukan pembugaran bangunan pada tahun 201...

Makam Wali Allah Habib Hasan, Tempat Untuk Ziarah di Semarang

Makam Wali Allah Habib Hasan bin Thoha bin Yahya Kota Semarang Bangunan makam Habib Hasan bin Thoha Kota Semarang (dok. Kholid Rahamatullah) JAWABAN.COM -  Pertama kali saya mengunjungi tempat untuk ziarah di Semarang. Nama makam tersebut “Makam Waliullah Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya” pada Minggu (26/11). Ketika mengunjungi tempat tersebut saya merasa kagum akan keindahan dan furniture yang berada di luar makam tersebut. Sebelum memasuki makam, alangkah lebih baiknya mengambil air wudhu terlebih dahulu karena ziarah dalam keadaan suci menjadi lebih baik. Sebelah makam terdapat tempat untuk ibadah yang tidak begitu luas namun cukup untuk mengadakan sholat Jumat disana. Baca Juga:  Makam Habib Hasan Wisata Reliji Semarang. Di makam Habib Hasan Bin Thoha saya membaca doa untuk almarhum bersama dengan rombongan yang tidak saya ketahui. Setelah membaca doa untuk almarhum saya berbincang cukup banyak kepada salah satu pengunjung rombongan, yakni Rohmah.  “Sebenernya rombonga...