Langsung ke konten utama

Makam Wali Allah Habib Hasan, Tempat Untuk Ziarah di Semarang

Makam Wali Allah Habib Hasan bin Thoha bin Yahya Kota Semarang

Bangunan makam Habib Hasan bin Thoha Kota Semarang (dok. Kholid Rahamatullah)

JAWABAN.COMPertama kali saya mengunjungi tempat untuk ziarah di Semarang. Nama makam tersebut “Makam Waliullah Habib Hasan Bin Thoha Bin Yahya” pada Minggu (26/11). Ketika mengunjungi tempat tersebut saya merasa kagum akan keindahan dan furniture yang berada di luar makam tersebut.

Sebelum memasuki makam, alangkah lebih baiknya mengambil air wudhu terlebih dahulu karena ziarah dalam keadaan suci menjadi lebih baik. Sebelah makam terdapat tempat untuk ibadah yang tidak begitu luas namun cukup untuk mengadakan sholat Jumat disana.

Baca Juga: Makam Habib Hasan Wisata Reliji Semarang.

Di makam Habib Hasan Bin Thoha saya membaca doa untuk almarhum bersama dengan rombongan yang tidak saya ketahui. Setelah membaca doa untuk almarhum saya berbincang cukup banyak kepada salah satu pengunjung rombongan, yakni Rohmah. 

“Sebenernya rombongan ibu-ibu ini memang melakukan kegiatan rutinan ziarah sebulan sekali, tetapi tidak hanya di satu tempat saja, melainkan ziarah ke makam Waliullah lainnya juga. Kami satu rombongan ini berasal dari Tlogosari jadi lokasi ziaroh juga tidak terlalu jauh dari rumah”.

(dok.penulis)

Tidak hanya dari satu rombongan saja. Makam Hasan Bin Thoha juga ramai dikunjungi oleh para ziarah lainnya. Pada saat mengunjungi makam Hasan Bin Thoha ada 5 rombongan yang mendoakan almarhum secara bergantian.

Sebenernya saya juga tidak memahami doa untuk almarhum tetapi di tempat tersebut terdapat buku panduan doa-doa untuk almarhum dan ada juga buku Yasin. Saat membaca doa untuk almarhum saya kagum terhadap makam Hasan Bin Thoha karena memiliki bangunan sendiri yang sangat indah untuk dilihat.

(dok.penulis)

Baca Juga: Pesantren Life Skill Daarun Najaah Adakan Ujian Kelulusan Santri Program Ma'had.

Setelah membacakan doa untuk almarhum bersama rombongan, saya mencoba menanyakan kepada warga sekitar tentang makam Hasan Bin Thoha. 

"Kalo disini memang ramai terus, gak cuma dari semarang aja, dari kota lain juga banyak yang ziarah kesini, apalagi kalo akhir pekan gini banyak pengunjungnya, karena kalo ziarah gini apalagi di makam wali allah lalu mendoakan dan mendapatkan kebaikan untuk almarhum dan untuk diri sendiri juga” ucap penjaga warung di daerah lokasi tersebut.

Baca Juga: Sudah Ada Sejak 1990, Syaiful Melanjutkan Usaha Peci Sang Ayah di Kawasan Masjid Kauman

Setelah menanyakan tentang warga sekitar ternyata makam tersebut juga memiliki pengurusnya. Dari warga disana memberi bahwa Pak Solihin yang mengurus makam tersebut. Lokasi rumah pak solihin juga berada di depan persis makam tersebut. Namun saat saya mengunjungi dan ingin berbincang dengan Pak Solihin, ternyata beliau tidak berada di rumah dan ada urusan lainnya. Ingin rasanya menanyakan sejarah dan banyak hal lainnya kepada Pak Solihin.

Setelah dari rumah Pak Solihin, saya kembali ke rumah dengan rasa penasaran terhadap sejarah tersebut dan siapa sosok Pak Solihin itu.

Penulis: Kholit

Editor: Fikriya Labiba


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

  Wisata Embung Kledung, definisi berwisata sambil bersyukur.  Keindahan Gunung Sindoro di Embung Kledung (Dok. Putri Afifah) Assalamu'alaikum, Reader! Siapa nih Sobat Readers yang hobinya healing?   tentu harus dong healingnya bernilai ibadah. Sini deh mimin kasih tahu, rekomendasi tempat healing yang berpotensi buat kita bersyukur akan kebesaran Allah SWT. Sobat Readers, tentu ga asingkan sama ayat ini : فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" pasti sobat Readers sudah tidak asing lagi dengan ayat di surah Ar-Rahman tersebut. salah satu tugas kita sebagai manusia adalah mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Allah SWT terhadap umat manusia. salah satunya adalah kita masih bisa bernafas hingga detik ini dan bisa menikmati keindahan yang Allah beri. Tempat wisata alam bisa menjadikan kita lebih bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Kali ini ada salah satu rekomendasi wisata yang bisa masuk ke tujuan Sobat R...

Sejarah Perkembangan Produk Pers di Indonesia

Produk Pers Indoneisa (dok.jawaban.com/Biba) Assalamu'alaikum, Readers! Sebuah dinding yang penuh tulisan rapi, dengan judul diatasnya “Produk Pers”. Dinding ini dijumpai di dalam Monumen Pers Nasional, Solo. Seorang mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, berdiri menghadap dinding tersebut yang seolah-olah bercerita kepadanya tentang peradaban pers dari masa kemasa. Berikut dinding bercerita padanya : Sejarah pers di Indonesia bermula dari adanya penjajahan. Pada tahun 1615 Masehi orang-orang Belanda yang menduduki Batavia, Kepulauan Ambon, dan Maluku memiliki bahan bacaan yang berjudul Memorie der Nouvelles. Sebuah catatan yang dikhususkan untuk bacaan mereka. Dimasa itulah pers di Indonesia mulai berkembang, yang dipelopori oleh para koloni Belanda di tanah Nusantara. Setelah catatan yang berjudul Memorie der Nouvelles muncul, lahirlah produk cetak pertama pemerintah Hindia-Belanda yang bernama Bongaaish Verdag  pada 15 Maret 1668. Baca juga : Rilis Tema dan Logo Hari Santri Nas...