Langsung ke konten utama

Masjid Syeikh Zayed: Replika Keindahan Grand Mosque di Abu Dhabi

Masjid Syeikh Zayed, Tempat Beribadah Sekaligus Berwisata religi yang dapat dikunjungi di Kota Solo.

Masjid Syeikh Zayed di Solo (Dok. Fikriya Labiba)

JAWABAN.COM- Berwisata dengan konsep religi dapat Sobat Readers lakukan dengan mungunjungi Masjid Syeikh Zayed. Masjid Syeikh Zayed berlokasi di Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah.

Sobat Readers tau gak? Masjid Zayed ini merupakan masjid pemberian hadiah dari Pangeran Emirat Arab (UEA), Syeikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan. 

Masjid yang dibangun di atas lahan dengan luas 2,9 hektare ini juga ternyata menjadi miniatur atau replika dari Syeikh Zayed Grand Mosque di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. 

Baca Juga: Bullying Dalam Pandangan Islam

Sehingga apabila kalian berwisata religi ke Masjid Syeikh Zayed, kalian akan merasakan bagaimana rasanya mengunjungi Grand Mosque yang berada di Uni Emirat Arab.

Warna bangunan yang didominasi warna putih serta tiang-tiang masjid berwarna emas, menambah kesan mewah serta kemegahan dari Masjid Syeikh Zayed.

Tidak hanya mewah serta megah, masjid ini juga masih mengusung tema tradisional Indonesia sehingga menambah kesan berbeda dengan Grand Mosque.

Baca Juga: Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

Letak perbedaan tersebut terdapat pada ornamen batik yang dapat kalian lihat di lantai masjid. Sehingga walaupun masjid ini disebut sebagai replika Grand Mosque, namun tetap tidak meninggalkan ciri khas Indonesia.

Masjid Syeikh Zayed ini menjadi salah satu ikon wisata yang sedang naik daun karena banyak wisatawan luar kota yang rela untuk menempuh jarak jauh demi melihat keindahan serta kemegahan dari masjid ini.

Kalian akan merasa lebih takjub, jika mengunjungi Masjid Syeikh Zayed saat malam hari. Hal itu dikarenakan adanya warna lampu kuning dengan biru yang saling mendominasi menambah kecantikan dari masjid ini.

Baca Juga: Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

Bagi kalian yang sedang berliburan di Solo, mengunjungi Masjid Syeikh Zayed adalah pengalaman yang tak terlupakan.

Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga menjadi peluang untuk belajar tentang budaya Islam dan Jawa. 

Wisatawan dapat mengagumi kemegahan bangunan dengan arsitektur yang indah sertanbelajar tentang nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Solo.\

Baca Juga: Ilmu Fiqih, Pentingnya Untuk Kita Pelajari!

Masjid ini adalah bukti kekayaan budaya Indonesia dan kemampuan untuk menyatukan berbagai elemen dalam harmoni yang indah.

Gimana Sobat Readers, tertarik untuk i'tikaf sekaligus menikmati indahnya Masjid Zayed ini? komen-komen di kolom komentara ya!

Go Better! tetaplah menjadi gaul yang bertaqwa!

Editor : Raudatunnisa


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

PSGA dan KUPI Goes to Campus: Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa

Kita harus mengetahui dampak dari pernikahan dini yang disebabkan oleh pemaksaan pernikahan. Foto Bersama Dalam Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan di Kalangan Mahasiswa. (dok. Titik Rahmawati) JAWABAN.COM- Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan The Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dalam program "KUPI Goes to Campus" untuk mengadakan diskusi dengan tema "Seminar Perlindungan Perempuan dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa" pada Jumat (20/10).  Diskusi ini dilaksanakan di Ruang Teater lantai 4 Gedung Information Communication Technologies (ICT) dan Perpustakaan Kampus 3 UIN Walisongo Semarang. Pemateri dalam seminar diskusi ini adalah Drs. Sri Dewi Indarjati, MM dan Dr. Khoirotin Nisa, MH yang dimoderatori oleh Ella Izzatin Nada, M.Pd. Baca Juga:  Expo Kemandirian Pesantren Sebagai Ajang Sosialisasi Pesantren Diskusi dibuka dengan sambutan dari Titik Rahmawati, M.Ag selaku Kepala PSGA UIN Walisong...

Sejarah Makam Habib Toha Ada Di Tengah Perkotaan

Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya terletak di Jalan Depok, Kembangsari, Semarang. Makam tersebut terletak di tengah perkotaan. Makam Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, Jln, Depok, Kembangsari Semarang (dok. JAWABAN.COM/Afifah) JAWABAN.COM - Habib Toha Bin Muhammad Bin Yahya, seorang Habib atau keturunan Nabi Muhammad yang berdakwah di tanah Nusantara. Habib Toha melaukan dakwah di Nusantara berawal dari tragedi penyelamatan Sri Sultan Hamengkubuwono I dari Koloni Belanda. Setelah tragedi itu, Habib Toha meminang anak Sri Sultan Hamengkubuwono I sebagai istrinya. Kisah dakwahnya di Yogyakarta, Habib Toha berdakwah sambil berdagang tekstil. Tekstil yang dijualnya adalah kain-kain khas Yogyakarta. Perjalanan dagangnya dimulai dari pesisir selatan (Yogyakarta) sampai pesisir utara (Semarang). Pelabuhan Semarang menjadi titik dagang tekstil Habib Toha. Setelah beberapa tahun berdagang di Semarang, Habib Toha mendirikan Padepokan (Pesantren). Baca Juga : Pesantren Life Skill Daarun Na...