Langsung ke konten utama

Kajian Ustadz Hannan Attaki Diikuti Oleh Kalangan Muda

Masjid Jami’ Jatisari Mijen mengadakan kajian bersama Ustadz Hannan Attaki diikuti oleh kalangan pemuda generasi Z dan milennial.

Kajian Ustadz Hannan Attaki di Masjid Jami' Jatisari Mijen dengan peserta kalangan muda. (dok.jawaban.com/Kholid)

JAWABAN.COM- Ustadz Hannan Attaki mengisi kajian di Masjid Jami’ Jatisari, Mijen. Tema dari isi kajian tersebut adalah “Memburu yang Kurindu”. Kajian tersebut dimulai pukul 15.30 atau setelah shalat Ashar, dan selesai pukul 17.30 saat menjelang Maghrib. Mayoritas yang menghadiri kajian tersebut adalah kalangan muda.

Dengan pembawaan yang lembut dan sederhana dapat membuat para peserta kajian dapat menerima materi yang disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki.

Baca Juga: Majlis Dzikir Maulid ar-Rasul: Peringati Haul Kecamatan Ngaliyan dan Hari Santri Nasional 2023

“Saya menyukai pembicaraan yang dibicarakan oleh Ustadz Hannan Attaki karena memiliki suara lembut dan materi yang diucapkan dapat diterima oleh kalangan pemuda,” ucap Novika sebagai peserta kajian.

Hal tersebut juga sependapat dengan pernyataan Silvie, bahwa kata-kata yang disampaikan oleh Ustadz Hanan Attaki sangatlah berkesan.

Baca Juga: Semarang Memperingati Hari Santri Nasional 2023

“Setelah mendengarkan kajian tersebut perasaan saya menjadi tenang dan senang dapat melihat dan mendengarkan Hannan Attaki,” ucap Silvie sebaga peserta.

Tidak dipungkiri bahwa Ustadz Hannan Attaki dalam menyampaikan materi kajian sangatlah mudah diterima oleh kalangan muda. Materi yang disampaikannya juga mayoritas memberikan nasehat untuk kalangan muda.

Baca Juga: Manfaatkan Barang Bekas, Santri Putri Pesantren Life Skill Daarun Najaah Raih Juara Tiga Lomba Lalaran Kitab

“Kata kata yang paling berkesan bagi saya yang diucapkan oleh Ustadz Hannan Attaki adalah, tenang saja di dunia ini kita tidak perlu khawatir, sedih tidak apa-apa tapi jangan putus asa. Ingat bahwa jodoh, maut, rezeki semuanya sudah diatur Allah jadi tidak akan tertukar, jadi tidak perlu ada yang dicemaskan di dunia ini. Kasih sayang Allah sangat besar untuk kita jadi jika kalian pernah merasakan kasih sayang dari seseorang ntah pasangan atau orang tua, inget kasih sayang yang Allah berikan jauh lebih besar daripada itu semua,” kata Iyut sebagai peserta.

Setelah kajian Hannan Attaki berakhir, para peserta yang mengikuti kajian tersebut langsung melaksanakan shalat maghrib di Masjid Jami’ jatisari Mijen. 

Baca Juga: PSGA dan KUPI Goes to Campus: Seminar Perlindungan Perempuan Dari Pemaksaan Perkawinan di Kalangan Mahasiswa

Ustadz Hannan Attaki tidak hanya datang dan mengisi kajian di Masjid Jami’ jatisari Mijen saja, beliau juga mengisi kajian di Masjid Baiturrahman Semarang pada malam harinya. Kedua kajian tersebut tidak memerlukan biaya hanya memberikan infaq seikhlasnya saja.

Penulis: Kholid

Editor: Fikriya Labiba



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kampung Melayu Semarang, Wisata Budaya Sekaligus Sejarah

Kampung Melayu yang berada di Kota Semarang. Wajah baru Kampung Melayu Semarang pada (04/11) (Dok. Putri Afifah) JAWABAN.COM- Kota Semarang merupakan ibu kota dari provinsi jawa Tengah, dimana berbagai cagar budaya terdapat didalamnya. Salah satu yang paling dikenal adalah kawasan Kota Lama. Tidak jauh dari kawasan tersebut terdapat sebuah perkampungan multi-etnis bernama Kampung Melayu. Kampung Melayu yang berkembang dari abad ke-17 ini menjadi tempat pusat perdagangan dan juga penyebaran agama di Kota Semarang. Disini menjadi awal bertemunya pedagang yang berasal dari Tiongkok, Gujarat India, dan Yaman. Sebagian dari mereka secara turun temurun membaur dengan warga lokal dan melahirkan beragam budaya.  Baca Juga:  Kampung Melayu, Pusat Perdagangan Semarang Dimasa Lampau Seorang warga lokal, Dwijo (58) menyatakan bahwa dulunya kawasan Kampung Melayu ini adalah sebuah kanal untuk jalur perdagangan yang banyak dilewati kapal dagang berbagai barang dagangan. maka dari itu banya...

Wisata Embung Kledung, Definisi Berwisata Sambil Bersyukur

  Wisata Embung Kledung, definisi berwisata sambil bersyukur.  Keindahan Gunung Sindoro di Embung Kledung (Dok. Putri Afifah) Assalamu'alaikum, Reader! Siapa nih Sobat Readers yang hobinya healing?   tentu harus dong healingnya bernilai ibadah. Sini deh mimin kasih tahu, rekomendasi tempat healing yang berpotensi buat kita bersyukur akan kebesaran Allah SWT. Sobat Readers, tentu ga asingkan sama ayat ini : فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" pasti sobat Readers sudah tidak asing lagi dengan ayat di surah Ar-Rahman tersebut. salah satu tugas kita sebagai manusia adalah mensyukuri nikmat yang sudah diberikan Allah SWT terhadap umat manusia. salah satunya adalah kita masih bisa bernafas hingga detik ini dan bisa menikmati keindahan yang Allah beri. Tempat wisata alam bisa menjadikan kita lebih bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. Kali ini ada salah satu rekomendasi wisata yang bisa masuk ke tujuan Sobat R...

Sejarah Perkembangan Produk Pers di Indonesia

Produk Pers Indoneisa (dok.jawaban.com/Biba) Assalamu'alaikum, Readers! Sebuah dinding yang penuh tulisan rapi, dengan judul diatasnya “Produk Pers”. Dinding ini dijumpai di dalam Monumen Pers Nasional, Solo. Seorang mahasiswa dari UIN Walisongo Semarang, berdiri menghadap dinding tersebut yang seolah-olah bercerita kepadanya tentang peradaban pers dari masa kemasa. Berikut dinding bercerita padanya : Sejarah pers di Indonesia bermula dari adanya penjajahan. Pada tahun 1615 Masehi orang-orang Belanda yang menduduki Batavia, Kepulauan Ambon, dan Maluku memiliki bahan bacaan yang berjudul Memorie der Nouvelles. Sebuah catatan yang dikhususkan untuk bacaan mereka. Dimasa itulah pers di Indonesia mulai berkembang, yang dipelopori oleh para koloni Belanda di tanah Nusantara. Setelah catatan yang berjudul Memorie der Nouvelles muncul, lahirlah produk cetak pertama pemerintah Hindia-Belanda yang bernama Bongaaish Verdag  pada 15 Maret 1668. Baca juga : Rilis Tema dan Logo Hari Santri Nas...